Freefastapp.net – Robotik Kolaborasi Teknologi menjadi kepanjangan tangan dari tenaga medis, salah satunya dalam upaya untuk memberikan layanan kesehatan secara tepat kepada masyarakat. Mulai dari membantu pendampingan, bahkan hingga proses operasi pembedahan.
Metode pengobatan untuk berbagai penyakit sudah dikembangkan, dan perkembangannya sangat pesat. Sudah banyak teknologi canggih sangat modern, dikembangkan guna membantu tenaga media dalam menjalankan berbagai tugasnya. Perkembangan teknologi dalam dunia kesehatan, sudah membantu meningkatkan layanan kesehatan menjadi lebih bagus dan lebih baik. Sehingga secara otomatis juga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Salah satu yang kini ramai dibahas dan dibicarakan, adalah robot bedah atau umumnya disebut dengan robotic surgery. Sebuah teknologi robot bedah yang jadi kepanjangan tangan seorang dokter bedah, dalam melakukan proses pembedahan ditubuh pasien. Proses dan prosedur operasi pembedahan yang menggunakan robot, kali pertama dikenalkan pada tahun 1985. Robot tersebut diberi nama PUMA 560, digunakan untuk biopsi bedah saraf dan laparoskopi. Dikembangkan oleh perusahaan dan Vincu Surgery.
Robot bedah ini jelas tidak menjadi satu-satunya jenis robot dalam dunia kesehatan dan media. Berbagai layanan kesehatan, seperti rehabilitasi hingga pendampingan pasien selama proses penyembuhan. Menyiapkan kamar untuk pasien, hingga interaksi sosial dalam proses mendukung pasien. Agar kamu tahu lebih lengkap tentang perkembangan robotik kolaborasi teknologi di dunia medis, yuk kenali satu persatu nama robotnya apa saja. Perannya bagaimana dan bekerjanya seperti apa.
Berikut Beberapa Jenis dan Nama Robotik Kolaborasi Teknologi di Dunia Medis
-
Robotic Surgery
Seiring berjalannya waktu, dunia kedokteran terus dan semakin berkembang. Sehingga banyak metode baru yang hadir, guna mengatasi permasalahan kesehatan. Salah satu metode tersebut yang biasa digunakan, adalah robotic surgery atau operasi robotik. Masih tergolong baru jika dibandingkan dengan metode operasi lainnya. Sehingga belum semua rumah sakit di Indonesia menggunakan robot ini. Dan selain itu, diperlukan juga secara khusus pelatihan mengoperasikan teknologi satu ini.
Saat pertama kali diresmikan, hanya Singapore yang memang baru memiliki fasilitas ini. Khususnya di wilayah kawasan Asia Tenggara. Tapi kini sudah beberapa rumah sakit Indonesia telah memiliki fasilitas ini dan bahkan sudah berhasil menyelesaikan banyak masalah kesehatan. Walaupun disebut dan dikatakan sebagai robot, tapi nyatanya robot ini tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Tapi bisa bergerak dan bekerja sesuai dengan arahan serta keputusan dari dokter langsung.
Banyak keuntungan yang akan dirasakan jika robotik operasi ini digunakan, seperti dengan sayatan yang dihasilkan lebih kecil. Lalu berkurangnya risiko kehilangan banyak darah, dapat menyembuhkan luka menjadi lebih cepat. Dapat mempersingkat proses penyembuhan pasien, rasa sakit bisa lebih diminimalisir, tingkat kepuasan pada hasil operasi jadi lebih tinggi dan dapat meminimalisir gangguan pembedahan yang bisa disebabkan karena getaran tangan dokter.
Walaupun memang keuntungannya besar, ternyata efek risiko dari robot ini tetap masih ada. Tapi risiko yang akan dirasakan hampir mirip dengan bagaimana risiko ketika operasi biasanya. Seperti dengan kemungkinan adanya risiko alergi terhadap obat-obatan tertentu. Risiko di atas tentu memiliki tanda, sehingga perlu diwaspadai secara lanjut. Dan nanti bisa langsung hubungi layanan medis lebih lanjut, dan dokter yang menangani pasti akan mempertanggung jawabkan hal tersebut secara lebih lanjut.
-
Robot Rehabilitasi Membantu Proses Rehabilitasi
Menjadi salah satu perangkat yang dapat membantu proses rehabilitasi atau proses pemulihan pada pasien. Utamanya yang berhubungan dengan anggota gerak. Hal ini dapat berupa anggota kerak atas, bagian bawah tungkai serta kaki. Tujuan dalam penggunaan robotik kolaborasi teknologi rehabilitasi ini adalah agar dapat memaksimalkan fungsi atas anggota gerak. Guna proses perbaikan karena terjadinya suatu masalah medis. Dan pada umumnya, masalah medis yang dimaksudkan pada kesempatan kali ini.
Ada beberapa jenis robot rehabilitasi yang harus diketahui, yakni yang dapat membantu fungsi anggota gerak atas, juga anggota gerak bawah. Lalu dari segi strukturnya, robotik anggota gerak bawah ini ada jenis end effectors serta exoskeletons. Diego adalah alat rehabilitasi untuk menggerakkan gerak atas, dengan basis robotik yang menggunakan sistem teknologi Intelligent Gravity Compensation atau IGC. Dipadukan dengan sebuah sensor, sehingga seorang pasien akan terfasilitasi dengan lingkungan interaktif.
Lexo, merupakan sistem terapi robotik guna melatih bagaimana kemampuan berjalan. Mengandalkan body wight supported dengan sistem end effector. Sehingga kaki jadi bebas bergerak, dapat mengikuti bagaimana pola jalan yang normal. Merek Diego dan Lexo ternyata ada di RS Graha Kedoya, menjadi yang pertama yang ada di Indonesia. Dan kehadirannya ini adalah merek Austria yang hadir pada Maret tahun 2024. Banyak manfaat yang bisa dirasakan dari robot ini, seperti dengan hasil pemulihan lebih baik.
Robotik Pendamping di Rancang Agar Bisa Melakukan Pengawasan
Robotik Kolaboratif ini sudah dibekali dengan kemampuan untuk melakukan interaksi dengan manusia, dirancang agar bisa melakukan pengawasan hingga perawatan dengan jangka panjang. Kemampuannya untuk bisa terlibat secara emosional dengan pasien.
-
Robot Layanan
Dan jenis robot terakhir yang kini sudah digunakan dalam dunia medis, guna membantu pekerjaan dari manusia. Adalah robot layanan. Tidak hanya sekadar berhadapan dengan kesehatan dari pasien, tapi robot satu ini juga dibuat dan dirancang khusus untuk membantu tenaga kesehatan itu sendiri.
Robot service satu ini memiliki fungsi untuk mempersiapkan kamar pasien, mengangkut seprai ke tempat pencucian, hingga dapat menangani logistik harian di sebuah rumah sakit. Robot layanan secara resmi diciptakan untuk membantu tenaga medis.
Nah itulah beberapa penjelasan tentang bagaimana robotik kolaborasi teknologi bisa membantu dan mengembangkan dunia medis dan dunia kesehatan. Ternyata sangat bermanfaat, memberikan produktivitas juga efisiensi yang lebih tepat sasaran.
Baca Juga : Pengaplikasian Robotik Kolaboratif dalam Kehidupan Sehari-hari