Freefastapp.net – Di bidang medis, penggunaan biosensor bukanlah satu hal yang baru bahkan sering digunakan untuk menciptakan produk ataupun membantu dalam hal pengobatan. Salah satunya adalah di bidang farmasi dimana tujuannya untuk memastikan jika obat obatan yang nantinya akan dipasarkan benar benar aman. Industri farmasi terus berkembang dengan berbagai inovasi teknologi yang mendukung proses produksi obat secara lebih efisien, tepat, dan aman. Salah satu teknologi yang memainkan peran penting adalah biosensor.
Biosensor adalah perangkat yang dapat mendeteksi keberadaan zat atau perubahan kimia dalam suatu lingkungan dengan cepat dan akurat. Penggunaan biosensor dalam industri farmasi tidak hanya meningkatkan kualitas produksi, tetapi juga memperketat standar keamanan produk sebelum didistribusikan ke pasar.
Keuntungan Penggunaan Teknologi Biosensor
Teknologi biosensor telah membawa revolusi besar di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, lingkungan, hingga industri. Biosensor adalah alat analitik yang menggabungkan elemen biologis dengan sensor fisik atau kimia untuk mendeteksi dan mengukur zat-zat tertentu, seperti glukosa, DNA, atau polutan dalam air. Teknologi ini memiliki banyak manfaat yang membuatnya semakin populer. Berikut adalah beberapa keuntungan utama dari penggunaan teknologi biosensor:
Untuk Fermentasi
Fermentasi adalah salah satu tahap penting dalam produksi beberapa jenis obat, seperti antibiotik, hormon, dan enzim. Proses fermentasi melibatkan mikroorganisme yang memecah bahan-bahan tertentu untuk menghasilkan senyawa aktif. Dalam proses ini, keberhasilan sangat bergantung pada kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, dan konsentrasi oksigen, yang harus dipantau secara ketat. Nah, peran sangatlah penting untuk memantau parameter tersebut secara nyata.
Dengan biosensor, para ilmuwan dan teknisi dapat memastikan bahwa mikroorganisme yang ada pada proses fermentasi berada dalam lingkungan optimal untuk menghasilkan senyawa aktif dengan konsentrasi dan kualitas yang diinginkan. Jika ada perubahan dalam kondisi yang dapat mempengaruhi hasil fermentasi, akan mendeteksinya dengan cepat sehingga penyesuaian dapat dilakukan sebelum terjadi kesalahan produksi.
Selain itu, biosensor membantu dalam mengontrol produksi biomassa mikroorganisme, menjaga agar tetap dalam batas tertentu. Dan yang penting untuk mencegah produk akhir terkontaminasi atau kualitasnya menurun.
Menjaga Konsistensi Bahan Baku
Salah satu tantangan dalam produksi obat-obatan adalah memastikan bahan baku tetap konsisten dalam setiap produksi. Bahan baku yang tidak sama dapat menyebabkan variasi dalam kemampuan obat dan bahkan menimbulkan risiko kesehatan bagi pasien. Dengan biosensor, produsen dapat memantau kualitas dan kemurnian bahan baku secara nyata. Selain itu, teknologi ini juga bisa mendeteksi kontaminan atau variasi komponen dalam bahan baku sebelum mereka masuk ke tahap produksi berikutnya
Tujuannya tiada lain agar produk yang dihasilkan tidak cacat atau tidak layak diproduksi secara massal. Tentu saja ini mengurangi resiko kerugian yang lebih besar lagi.
Misalnya saja, dalam produksi antibiotik dimana dapat mendeteksi adanya zat-zat asing atau kontaminan pada bahan baku. Apabila ditemukan kontaminan, maka bahan baku tersebut dapat segera disingkirkan atau diproses ulang untuk menjaga kualitas produk akhir.
Dengan adanya biosensor, industri farmasi dapat menjaga standar kualitas yang konsisten di seluruh produksi. Kemudian bisa juga mengurangi risiko adanya produk cacat, dan menghemat biaya produksi yang mungkin timbul akibat kerusakan produk di kemudian hari.
Memastikan Kualitas Produk
Industri farmasi memiliki standar ketat dalam hal keamanan dan kualitas produk. Sebelum produk farmasi didistribusikan ke pasar, diperlukan serangkaian pengujian untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Biosensor memberikan keuntungan besar dalam proses ini karena mereka memungkinkan pengujian kualitas secara cepat dan akurat. Bahkan, biosensor digunakan untuk mendeteksi senyawa aktif dalam obat dan memastikan bahwa konsentrasinya sesuai dengan formula yang diharapkan.
Misalnya, dalam produksi vaksin, membantu mengukur aktivitas biologis dari antigen yang terkandung dalam vaksin tersebut. Apakah vaksin tersebut memiliki efektivitas yang cukup untuk memicu respons imun atau tidak.
Kemudian, teknologi yang satu ini juga digunakan untuk mendeteksi adanya endotoksin atau mikroba yang mungkin mencemari produk selama proses produksi. Ini sangat penting karena adanya kontaminan dalam produk farmasi dapat berakibat fatal bagi pasien.
Lebih Efisien Waktu
Salah satu keunggulan biosensor adalah kemampuannya memberikan hasil pengujian dalam waktu singkat. Dalam industri farmasi, waktu adalah faktor kritis, terutama untuk produksi obat-obatan yang memiliki masa kadaluarsa singkat atau yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar secara cepat
Sebut saja antibiotik atau vaksin untuk pandemi. Dengan biosensor, pengujian dapat dilakukan secara langsung dan bisa produksi tanpa menunggu hasil dari pengujian lab. Dan ini pastinya menghemat waktu dan biaya yang biasanya dibutuhkan untuk melakukan pengujian laboratorium.
Sebagai contoh, jika dalam proses pembuatan antibiotik, biosensor mendeteksi adanya perubahan yang mengindikasikan kerusakan pada bahan aktif, langkah korektif dapat segera diambil tanpa harus menghentikan produksi seluruhnya.
Kekurangan Penggunaan Biosensor
Meskipun biosensor memiliki banyak manfaat, ada beberapa kekurangannya seperti biaya produksi dan instalasi yang masih relatif tinggi. Biosensor canggih membutuhkan komponen khusus dan kalibrasi yang tepat untuk berfungsi secara akurat, yang dapat meningkatkan biaya awal investasi bagi perusahaan. Selain itu, sering kali membutuhkan pemeliharaan dan kalibrasi secara berkala untuk memastikan akurasi dan keandalannya dalam jangka panjang. Kebutuhan ini dapat menjadi tantangan bagi perusahaan farmasi yang beroperasi dengan skala besar, terutama jika biosensor digunakan pada berbagai tahap dalam proses produksi.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kemampuan biosensor dalam mendeteksi berbagai jenis senyawa atau parameter, karena setiap jenis produk farmasi memerlukan pengujian yang spesifik. Dari penjelasan diatas tentang kelebihan dan kekurangan dari teknologi sepertinya penggunaan di industri farmasi diperkirakan akan terus meningkat. Penelitian dan pengembangan biosensor baru yang lebih efisien, murah, dan mudah digunakan akan membantu mengatasi tantangan yang ada.
Dalam beberapa tahun ke depan, biosensor berbasis teknologi nano dan biologi sintetik diharapkan mampu mendeteksi zat dalam konsentrasi yang lebih kecil dan dengan kecepatan yang lebih tinggi. Tak hanya itu, Biosensor berbasis teknologi digital juga memungkinkan pemantauan jarak jauh dan langsung. Di mana data dari bisa langsung terhubung dengan sistem manajemen produksi tanpa harus menunggu hasil lab. Dengan cara ini, data kualitas dan keamanan produk dapat dipantau dari pusat kendali yang terintegrasi, memudahkan pemantauan produksi secara keseluruhan.
Selain regulasi, pemerintah juga dapat menyediakan insentif bagi industri farmasi yang mengadopsi biosensor, seperti subsidi atau keringanan pajak, guna mendorong penerapan teknologi mutakhir. Ini juga bisa membantu menurunkan biaya investasi awal yang tinggi dalam instalasi. Di sisi lain, pemerintah bisa bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas untuk mempromosikan riset lebih lanjut terkait pengembangan. Dukungan dalam bentuk dana riset dan pengembangan akan membantu menciptakan yang lebih efisien dan terjangkau.
Baca Juga : Perbedaan Bioteknologi Konvensional Dan Modern