Freefastapp.net – Penggunaan Biosensor, Kesehatan merupakan harta yang berharga yang harus dijaga oleh setiap individu yang hidup. Meski begitu ada beberapa hal yang terkadang sulit untuk dikendalikan seperti datangnya penyakit. Mendeteksi keberadaan suatu penyakit dengan lebih awal sangat berguna untuk membantu meminimalisir segala bentuk gejala. Serta mempermudah proses pengobatan atau tindakan medis yang sesuai. Salah satu teknologi yang bisa diandalkan dalam hal ini ialah Biosensor.
Keterlambatan diagnosa adalah salah satu hal yang dapat menyebabkan kondisi yang serius. Salah satu kasus yang sering terjadi ialah keterlambatan deteksi pada penyakit kanker. Seperti yang kita ketahui bahwa penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik atau BPS, hasil survei pada periode 2017 hingga 2022 menunjukkan bahwa total kematian di Indonesia mencapai 8,07 juta kasus. Dengan penyebab kematian terbanyak yaitu penyakit tidak menular. Salah satu penyebab penyakit tidak menular ini ialah pola makan, pola gerak, pola asuh, dan pola istirahat. Hal tersebut memicu berbagai penyakit seperti diabetes, obesitas, jantung hiperkolesterol, dan kanker. Disinilah peran teknologi Biosensor dibutuhkan untuk dapat mendeteksi dini ragam penyakit tersebut.
Penderita kanker sendiri mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya tidak hanya di Indonesia namun secara global. Ada berbagai jenis penyakit kanker yang dapat menyerang manusia seperti kanker paru, payudara, prostat, usus, dan lainnya. Telah dikembangkan berbagai teknologi dan inovasi untuk membantu pengobatan kanker. Namun dibutuhkan pula teknologi yang tidak hanya bertugas untuk membantu proses pengobatan saja tetapi proses deteksi sedini mungkin agar kanker bisa lebih mudah untuk ditanggulangi. Teknologi Biosensor diketahui memiliki potensi besar akan hal ini.
Kebutuhan Akan Biosensor Sebagai Pendeteksi Kanker
Diagnosis dini pada kanker merupakan tahapan yang krusial untuk kelangsungan hidup pasien serta menentukan keberhasilan penanganan penyakit. Diperlukan inovasi dan metode yang lebih sensitif dan spesifik untuk bisa mendiagnosis kanker sejak dini. Tingginya jumlah penderita kanker setiap tahunnya mendorong para inovator untuk menciptakan teknologi deteksi dini. Disinilah para pakar dan peneliti melibatkan teknologi Internet of Things atau IoT sebagai solusi yang dinilai menjanjikan untuk membantu mendeteksi kanker sejak dini. Salah satu terobosan yang dilahirkan teknologi IoT ialah teknologi Bionsensor. Ini merupakan inovasi yang krusial untuk membantu menyajikan informasi perihal deteksi dini kanker.
Apa itu Biosensor?
Biosensor merupakan teknologi yang menggabungkan komponen hayati dengan komponen elektronik. Pada perangkat ini digunakan tiga elemen utama yaitu komponen biologi, transduser, dan alat pembaca. Komponen biologi yang dilibatkan disini berperan sebagai alat pembaca sensor elektroaktif yang berperan pada reaksi setengah elektrokimia. Sehingga potensial yang dihasilkan menjadi sensitif dan selektif terhadap ion tertentu.
Kemudian transduser berperan sebagai media yang menjembatani konversi sinyal biokimia dari komponen biologi menjadi sinyal listrik yang bisa diukur. Transduser menghasilkan data yang tidak hanya akurat namun juga lebih mudah untuk di interpretasikan. Selanjutnya alat pembaca memiliki tugas untuk memproses sinyal elektronik untuk kemudian menampilkan hasilnya berupa informasi yang tersedia dalam bentuk sinyal yang lebih mudah dipahami. Alat baca ini memiliki peranan krusial dalam Biosensor modern karena memiliki kecepatan dan akurasi yang tinggi dalam proses pengukurannya.
Biosensor Dalam Aplikasinya Mendeteksi Dini Kanker
Biosensor menggunakan ligan dalam proses deteksi diagnosis kanker dengan tujuan untuk menangkap interaksi. Dengan analit serta mengukur interaksi secara real time menggunakan resonansi plasmon permukaan. Dari proses deteksi ini akan dihasilkan informasi tentang kinetika dan afinitas dalam interaksi biokimia yang berlangsung. Teknologi yang digunakan dalam proses deteksi dini kanker ini memungkinkan informasi untuk dikumpulkan dan ditampilkan pada suatu prototype seperti platform website secara real time. Hal tersebut sangat membantu untuk menjadikannya media informasi yang memberikan pemahaman lebih mendalam terkait kondisi kesehatan yang diteliti termasuk potensi keberadaan kanker.
Biosensor Teknologi Pendeteksi Yang Menjanjikan
Biosensor adalah alat yang mampu mendeteksi keberadaan sebuah biomolekul seperti virus, set, dan bakteri di dalam tubuh manusia, hewan, serta di lingkungan sekitar. Sehingga elektrokimia secara spesifik merupakan salah satu kategori IoT yang bisa menawarkan sensitivitas tinggi dengan limit deteksi yang sangat rendah. Selain itu, juga memiliki fleksibilitas dan portabilitas yang lebih baik untuk dapat dikembangkan lebih lanjut hingga ke tahap komersialisasi sampai menjadi alat pendeteksi kanker dini yang bisa diandalkan secara global.
Salah satu inovasi yang tengah dikembangkan ialah Biosensor yang digunakan untuk mengidentifikasi kanker jenis Leukimia. Yang merupakan jenis kanker dengan angka harapan hidup paling rendah bagi penderitanya. Yang dikembangkan dapat mendeteksi kandungan darah, khususnya dengan mengembangkan aplikasi nanomaterial untuk bisa memaksimalkan kinerja. Penggunaan nanopartikel ini dengan metode elektrokimia dinilai akan bisa menjadi solusi yang tepat untuk mendeteksi Leukimia sejak dini.
Dari ragam penelitian yang sudah dikembangkan, terdapat laporan yang menyatakan bahwa penggunaan nanopartikel emas. Sebagai bahan dasar Biosensor berbasis elektrokimia bisa dilakukan untuk mendeteksi Leukimia. Dengan melibatkan nanoteknologi pada ini diharapkan dapat dikembangkan material cerdas yang dapat digunakan sebagai komponen utama pendeteksi sel kanker. Ada empat strategi yang memungkinkan nanoteknologi ini berhasil yaitu dengan memperkecil ukuran partikel, melakukan doping, structural atau morphological engineering, serta komposit. Upaya ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan metode sintesis baik secara kimia, fisika, maupun biologi.
Tentu saja ketiga metode tersebut perlu pengembangan lanjutan karena memiliki kelebihan dan kekurangan. Meski begitu, bukan tidak mungkin jika suatu saat ini akan tercipta suatu metode paling canggih dan akurat untuk mendeteksi kanker Leukimia dan kanker lainnya menggunakan teknologi Biosensor. Hal ini membutuhkan biaya, waktu, serta dedikasi yang tidak main-main. Namun jika berhasil maka ini dapat membuka harapan baru bagi dunia medis khususnya bagi para penderita kanker untuk memiliki angka harapan hidup yang tinggi.
Tantangan Dalam Pengembangan Biosensor Menjadi Pendeteksi Kanker Dini
Diagnosis kanker lebih awal menjadi hal yang sangat krusial dalam meningkatkan penanganan dan perawatan pada pasien kanker. Meski menjadi teknologi yang menjanjikan, masih banyak beberapa kendala atau tantangan yang dimiliki Biosensor untuk dikembangkan menjadi pendeteksi kanker dini terbaik. Salah satunya dalam hal pengambilan sampel dimana para pasien merasa kurang nyaman saat proses pengambilan sampel. Diharapkan kedepannya ditemukan cara yang lebih efektif dan mudah untuk proses pengambilan sampel dari tubuh pasien.
Selain itu, diharapkan pula untuk kedepannya teknologi ini bisa dioptimalkan sepenuhnya untuk menjadi alat deteksi dini kanker sekaligus memperbaiki dari segi prognosisnya. Teknologi semakin maju dan besar potensi Biosensor untuk bisa dikembangkan lebih baik dari berbagai sisi seperti sisi sensitivitasnya sehingga bisa lebih maksimal dalam upaya untuk menjadikannya pendeteksi kanker dini terbaik dan terakurat.
Baca Juga : Inilah Tujuan Teknologi Robot Kolaboratif (CoBot)