
Freefastapp.net – Pernahkah kamu berpikir bagaimana roti yang kamu makan bisa terbentuk? Atau pernahkah kamu menyadari bahwa proses pembuatan minuman beralkohol membutuhkan waktu yang lama? Pernahkah kamu berpikir bahwa kedua contoh tadi bisa ada karena bantuan makhluk hidup berukuran mikro? Mungkin sebagian dari kalian belum menyadarinya kalau kedua contoh tersebut adalah produk yang dihasilkan dari teknologi biotechnology.
Teknologi biotechnology merupakan ilmu yang dapat menghasilkan suatu produk dari pemanfaatan organisme hidup. Sejarah panjang perkembangan teknologi biotechnology juga mempengaruhi banyak perubahan ilmu yang dipelajari dan penerapan berbagai metode yang lebih kompleks di dalamnya. Hal tersebut juga tidak bisa dilepaskan dari keberadaan para ilmuan yang berhasil menemukan berbagai macam produk yang jejaknya masih ada hingga masa kini.
Kilas Balik Dari Sejarah Teknologi Biotechnology
Sejak ribuan tahun lalu, nenek moyang kita tanpa sadar telah berhasil membuat produk dengan pemanfaatan mikroorganisme. Walaupun produk tersebut memang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, bukan untuk penelitian. Namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, manusia yang hidup di zaman itu mulai memahami bahwa teknik yang biasa mereka lakukan itu disebut teknologi biotechnology. Berikut ini kilas balik sejarah teknologi biotechnology yang perlu kamu ketahui:
Tahun 2500 – 2000 SM
Pada zaman itu merupakan awal kemunculan teknologi biotechnology di dunia. Bangsa Mesir menjadi bangsa pertama yang menjadi pelopor teknologi biotechnology, dan mampu menghasilkan roti dan wine dengan bantuan yeast sebagai mikroorganismenya. Selain itu terdapat Bangsa China yang mampu membuat keju dengan bantuan bakteri asam laktat. Bangsa Sumeria dan Babilonia yang juga menggunakan yeast sebagai penghasil bir dan keju.
Tahun 500 SM – 1500 M
Teknologi biotechnology pertanian mulai melesat karena banyak penemuan yang hadir pada zaman tersebut. Bangsa China menemukan obat penyembuh luka dari ekstrak kedelai yang telah berjamur, Bangsa Yunani mampu meningkatkan kesuburan tanah dan mengembalikan nitrogen dengan cara merotasi jenis tanaman yang ditanam, Bangsa China menemukan insektisida dari tepung bunga Krisan, dan Bangsa Aztec mengolah bahan makanan dari alga alga yang tumbuh di kolam.
Tahun 1701 M
Penemuan inokulasi virus cacar ringan mulai dikembangkan oleh Giacomo Pylarini sebagai upaya memberikan perlindungan kekebalan imun anak terhadap penyakit cacar. Kekebalan imun yang terbentuk saat masih anak kecil akan diingat oleh memori tubuh, sehingga ketika tidak sengaja terkena virus cacar ketika dewasa bisa dilawan dengan respon imun. Pada zaman itu, peneliti masih mengelompokkannya ke dalam biotechnology karena belum ditemukan ilmu tentang virus dan imunitas.
Tahun 1724 M
Percobaan kawin silang sederhana pada tanaman jagung mulai dikembangkan oleh Cotton Mather, jauh sebelum ilmu tentang DNA ditemukan. Upaya yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jagung yang dipanen dari berbagai sifat unggul yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hal tersebut menjadi awal mula teknologi biotechnology modern tentang rekayasa genetika.
Tahun 1863 M
Penemuan teknik pemanasan minuman pada suhu tertentu untuk menonaktifkan mikroorganisme penyebab pembusukan, teknik ini diberi nama pasteurisasi karena ditemukan oleh Louis Pasteur. Teknik pasteurisasi ini bertujuan untuk memperpanjang masa penyimpanan produk tanpa merusak cita rasanya.
Tahun 1865 M
Percobaan pewarisan sifat melalui kawin silang dari kacang polong yang dilakukan oleh Gregor Mendel. Melalui percobaan inilah, ditemukan pola pewarisan sifat yang terjadi secara konsisten. Selain itu, ditemukan juga ilmu baru seperti, genetika modern yang membahas lebih detail terkait DNA, gamet, alel, dan lainnya.
Tahun 1871 M
Pengembangan teknik pewarnaan mikroorganisme oleh Robert Koch, bertujuan untuk memudahkan proses identifikasi bakteri di bawah mikroskop. Sehingga bisa mengidentifikasi bakteri penyebab penyakit lebih akurat. Melalui penemuan ini, ditemukan juga ilmu lainnya seperti mikrobiologi, dan diagnosa penyakit pada kedokteran.
Tahun 1881 M
Pengembangan teknologi biotechnology modern yaitu kultur in vitro bakteri pada media buatan yang dilakukan oleh Robert Koch. Teknik kultur in vitro bertujuan untuk menghasilkan isolat murni dari bakteri, mempelajari karakteristik berbagai macam bakteri, dan mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Tahun 1921 M
Percobaan isolasi insulin dari pankreas yang dilakukan oleh Frederick Banting, Charels Best, James Collips, dan John Macleod. Tujuan utama dilakukan percobaan ini ialah untuk menolong para penderita diabetes, karena hormon insulin sangat berpengaruh terhadap kadar gula dalam darah. Percobaan ini menambah ilmu baru di bidang biotechnology medis dan menginspirasi ilmu keberlanjutan seperti ilmu yang mempelajari tentang hormon dan penyakit metabolisme tubuh.
Tahun 1995 M
Percobaan transplantasi sumsum tulang monyet ke pasien manusia yang menderita penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Tujuan utama dilakukannya percobaan ini adalah untuk menggantikan kekebalan tubuh pasien dengan sistem kekebalan tubuh baru yang tahan terhadap virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pemilihan bagian sumsum tulang dianggap cocok karena mampu menghasilkan sel-sel kekebalan tubuh secara alami.
Tahun 2000 M
Berkembangnya teknologi biotechnology modern seperti rekayasa genetika mampu menciptakan padi transgenik yang bernama Golden Rice. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan padi dengan genetik yang mengandung beta karoten. Hal itu dapat berpengaruh dalam pemenuhan nutrisi vitamin A dengan harga terjangkau bagi manusia.
Tahun 2005 M
Percobaan untuk mengubah sel kulit manusia menjadi sel punca embrionik yang mampu terbentuk menjadi seluruh jenis sel dalam tubuh. Manfaat utamanya adalah mampu mengatasi dan mengobati berbagai macam penyakit. Sayangnya percobaan ini menjadi sangat kontroversi yang melanggar etika kemanusiaan, karena menggunakan embrio. Percobaan ini masih terus berlanjut hingga kini, namun dengan segala hal yang lebih manusiawi.
Pengaplikasian Teknologi Biotechnology dalam Kehidupan
Perjalanan panjang dari kilas balik sejarah teknologi biotechnologi mampu membuka wawasanmu tentang teknologi biotechnology yang sangat kompleks. Sejarah yang sudah ada ternyata masih berkaitan juga dengan keajaiban aplikasi pada teknologi biotechnology. Berikut ini pengaplikasian teknologi biotechnologi yang harus kamu ketahui untuk menambah wawasan barumu:
Bidang Pertanian, Pangan, dan Gizi
Pada bidang ini telah banyak inovasi teknologi biotechnologi yang hadir, seperti menciptakan padi unggul yang tahan hama, produksi di peternakan meningkat, penambahan mikroorganisme dalam rumen untuk meningkatkan kualitas pakan hingga menjadi ternak unggul, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Bidang Kedokteran
Pada bidang ini telah banyak inovasi teknologi biotechnology yang hadir, seperti mengetahui patogen penyebab penyakit, mendiagnosa jenis penyakit, memproduksi vaksin, memproduksi obat obatan, terapi genetik, terapi hormon, dan memproduksi hormon tambahan untuk menyeimbangkan hormon dalam tubuh.
Bidang Lingkungan
Pada bidang ini telah banyak inovasi teknologi biotechnology yang hadir, seperti material sampah organik yang mulai didaur ulang, penemuan bioremediasi, pemanfaatan limbah produk makanan menjadi produk pakan ternak.
Baca Juga : Mengenal Lebih Jauh Tentang Bioteknologi Konvensional dan Modern