Freefastapp.net – Memang benar bahwa saat ini Augmented Reality (AR) sudah banyak digunakan dalam industri manufaktur. AR dapat membantu dalam desain, pembuatan prototipe, perakitan, pelatihan, pemeliharaan, dan kontrol kualitas. Namun, penerapannya harus dilakukan dengan tepat karena ada banyak potensi kesalahan atau eror yang bisa terjadi. Menghindari kesalahan umum dapat menjadi langkah awal untuk peluncuran proyek AR yang sukses, tetapi memastikan keberhasilan yang berkelanjutan memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terperinci.

Jelajahi Strategi Berbasis Pengalaman AR yang Mudah

Augmented Reality (AR) berada di garis depan inovasi teknologi dalam manufaktur. Ia menawarkan peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk efisiensi, akurasi, dan pelatihan. Namun, untuk berhasil menavigasi penerapan teknologi AR memerlukan strategi yang dipikirkan dengan matang yang didukung oleh wawasan ahli dan pandangan ke depan yang jelas. Penting rasanya untuk membahas berbagai kesalahan umum yang harus dihindari saat memulai proyek AR, untuk memastikan usaha Anda menuju keunggulan operasional dan keunggulan kompetitif.

Tidak Menentukan Strategi dan Sasaran Bisnis yang Jelas

Salah satu kesalahan langkah paling signifikan dalam proyek AR adalah melewati fase perencanaan strategis. Tanpa strategi yang jelas dan sasaran bisnis yang ditetapkan, proyek dapat kehilangan fokus dan arah, yang mengakibatkan pemborosan sumber daya dan harapan yang tidak terpenuhi.

Luangkan waktu untuk menetapkan strategi yang solid yang selaras dengan tujuan bisnis Anda secara menyeluruh. Tentukan apa yang ingin Anda capai dengan proyek AR. Misalnya, apakah itu meningkatkan efisiensi operasional, menyempurnakan protokol pelatihan, atau meningkatkan kualitas produk. Sasaran yang jelas akan memandu proyek Anda dari konsepsi hingga pelaksanaan, memastikan setiap tindakan yang diambil memiliki tujuan dan terukur.

Memilih Contoh Penggunaan yang Salah untuk Proyek AR Anda

Memilih contoh kasus penggunaan yang tidak tepat untuk implementasi AR dapat menyebabkan rendahnya perolehan nilai dan frustrasi di antara anggota tim. Kasus penggunaan awal yang terlintas dalam pikiran mungkin tidak selalu optimal untuk kebutuhan perusahaan Anda.

Tinjau berbagai kasus penggunaan potensial secara menyeluruh sebelum membuat keputusan. Analisis kelayakannya, potensi ROI, dan keselarasannya dengan tujuan bisnis Anda. Berinteraksilah dengan berbagai tim untuk mengumpulkan beragam perspektif dan pastikan kasus penggunaan yang dipilih praktis dan berdampak.

Tidak Melibatkan Orang yang Tepat dalam Tim Proyek AR

Kesalahan umum adalah menunjuk manajer proyek yang tidak familier dengan teknologi digital atau mengabaikan keterlibatan operator lapangan yang akan menggunakan solusi AR. Kelalaian ini dapat mengakibatkan penerapan yang buruk dan solusi yang tidak efektif.

Libatkan tim lintas fungsi sejak awal. Libatkan pemangku kepentingan dari TI, operasi, dan pengguna akhir untuk memastikan masukan dan dukungan yang beragam. Tunjuk manajer proyek yang berpengalaman dalam proyek transformasi digital dan berikan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang teknologi Augmented Reality (AR).

Terlalu Berfokus Pada Satu Perangkat Keras AR yang Dianggap Ideal

Berfokus pada satu jenis teknologi AR dapat menyebabkan integrasi yang rumit, ketidakpuasan di antara pengguna, dan masalah ergonomis. Pendekatan yang sempit ini dapat mengakibatkan perangkat keras AR kurang dimanfaatkan atau ditinggalkan.

Jelajahi berbagai opsi perangkat keras AR berdasarkan kasus penggunaan spesifik Anda, lingkungan kerja, dan keterbatasan. Pertimbangkan faktor-faktor seperti kemudahan integrasi, kepuasan pengguna, dan ergonomi. Atur demonstrasi untuk memvalidasi keputusan Anda dan memastikan teknologi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan Anda. Pendekatan yang fleksibel akan membantu Anda memilih teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tidak Mengantisipasi Bagian Integrasi

Gagal mengantisipasi persyaratan integrasi teknis dapat menyebabkan kemacetan dan penundaan selama penerapan. Ketidakselarasan dengan standar TI dan sistem yang ada dapat semakin memperumit masalah.

Tentukan persyaratan teknis dengan jelas sejak awal dan pastikan keselarasan dengan standar TI Anda. Berkolaborasilah dengan departemen TI Anda untuk mengatasi potensi tantangan integrasi sejak dini, yang membuka jalan bagi kelancaran operasi dan penerapan yang efisien.

Tidak Mengukur Indikator Utama Sebelum Memulai Proyek

Tanpa mengidentifikasi metrik yang relevan dan menetapkan dasar di awal proyek, menilai ROI menjadi tantangan. Kelalaian ini dapat merusak nilai dan dampak proyek yang dirasakan.

Identifikasi indikator kinerja utama yang selaras dengan sasaran bisnis Anda dan tetapkan acuan sebelum memulai proyek. Ukur dan analisis metrik ini secara berkala untuk melacak kemajuan dan menunjukkan nilai proyek menggunakan teknologi AR kepada para pemangku kepentingan.

Mengenal AR vs. VR dan Penggunaannya di Bidang Manufaktur

Perbedaan utama antara Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) adalah bagaimana pengguna berinteraksi dengan lingkungan. Dalam VR pengguna benar-benar tenggelam dalam lingkungan virtual. Sedangkan dalam AR pengguna tetap berada di dunia nyata tetapi dengan elemen virtual yang ditambahkan.

Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) sering digunakan secara bergantian, tetapi keduanya merujuk pada dua teknologi yang berbeda. Sementara VR adalah simulasi lengkap dari lingkungan buatan, AR menumpangkan elemen virtual di dunia nyata.

Fokus Pada VR

Realitas virtual atau VR terdiri dari penciptaan lingkungan buatan dalam 3D yang sepenuhnya imersif bagi pengguna. Headset VR berisi sensor yang melacak gerakan kepala pengguna. Sensor tersebut menyesuaikan tampilan secara real-time, memberikan pengguna pengalaman yang sepenuhnya imersif di dunia virtual.

Headset digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti video game, pelatihan profesional, kedokteran, arsitektur, dan banyak lagi. Pengguna dapat berinteraksi dengan objek virtual dan bergerak di lingkungan tersebut secara alami, yang dapat membuat pengalaman tersebut sangat mendalam. Dalam industri manufaktur, VR dapat mensimulasikan lingkungan kerja untuk pelatihan pekerja dan desain produk. VR dapat melatih pekerja dalam prosedur yang rumit dengan mensimulasikan lingkungan kerja yang berbahaya atau sulit dijangkau atau meningkatkan desain produk dengan memungkinkan teknisi memvisualisasikan prototipe virtual sebelum membuatnya.

Fokus Pada AR

Sebaliknya, AR menggunakan kamera perangkat seluler atau headset untuk menumpangkan elemen virtual di dunia nyata. Elemen-elemen ini meliputi gambar, video, suara, atau informasi kontekstual, seperti petunjuk arah atau data produk.

AR sering digunakan dalam aplikasi seluler untuk ritel, periklanan, pendidikan, dan video game. Misalnya, aplikasi ritel dapat memungkinkan pelanggan untuk melihat furnitur secara virtual di ruang mereka sendiri sebelum membeli. Sementara aplikasi pendidikan dapat melapisi informasi tentang landmark bersejarah pada tur wisata.

Ada Juga Teknologi Realitas Campuran atau Mixed Reality

Teknologi realitas campuran atau MR (Mixed Reality) menggabungkan Augmented Reality  dan Virtual Reality untuk menciptakan lingkungan yang interaktif dan imersif. Kemampuannya memungkinkan identifikasi elemen tangan dan elemen lingkungan seperti dinding, meja, dan rintangan. Adaptasi terhadap realitas ini memungkinkan konten virtual menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga menciptakan perbedaan signifikan antara MR, AR, dan VR. MR membantu pekerja melakukan tugas-tugas kompleks di industri dengan memberikan informasi real-time terkait lingkungan kerja mereka.

Baca Juga : Mengenal Peran Teknologi Augmented Reality (AR) Dalam Bidang Manufaktur

By idwnld8