Freefastapp.net – Perbedaan smart grid dan conventional grid, Listrik merupakan kebutuhan pokok yang harus ada untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Hampir semua perangkat elektronik baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun bisnis dan fasilitas umum mengharuskan adanya aliran listrik untuk dapat berfungsi dengan baik. Saat ini dunia sedang berkembang dan yang menjadi salah satu fokus global yaitu program keberlanjutan. Disinilah Smart grid hadir sebagai solusi jaringan listrik pintar berkelanjutan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akan listrik dalam jangka panjang di masa depan.
Smart Grid sudah banyak diterapkan khususnya di beberapa negara maju seperti Jerman. Proses penerapan jaringan listrik pintar ini memang menjanjikan namun secara realitas memang sulit jika harus dilakukan secepat kilat secara serentak. Hal ini karena pengaplikasian Smart Grid harus didukung dengan berbagai sumber daya yang memadai. Untuk negara maju yang memiliki modal dalam artian uang untuk biaya infrastruktur Smart Grid. Penerapan lebih mungkin untuk bisa dilakukan dengan cepat. Namun untuk negara-negara lainnya yang belum masuk dalam kategori negara maju prioritas utama adalah untuk memperoleh pasokan listrik yang bisa merata ke semua wilayahnya.
Hingga saat ini sebagian besar di dunia masih menggunakan Conventional Grid atau jaringan listrik konvensional. Jaringan listrik ini memiliki infrastruktur yang bisa dibilang sudah tua dari segi konsep dan cara kerjanya. Ini karena sistem jaringan listrik dibuat pada saat peradaban manusia belum semaju seperti sekarang ini. Sehingga saat itu teknologi belum mendukung untuk pembuatan jaringan listrik yang lebih modern dan pintar. Sekarang saat perkembangan teknologi semakin pesat merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan jaringan lebih yang lebih pintar untuk masa depan yang lebih baik.
Smart Grid vs Conventional Grid
Konsep dasar jaringan listrik sendiri yaitu untuk mengalirkan listrik dari pembangkit listrik ke konsumen untuk kemudian dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk bisa menghidupkan pembangkit listrik dibutuhkan berbagai sumber energi yang diperoleh dari alam. Kebutuhan listrik sampai saat ini terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi.
Namun tidak sedikit yang berharap bahwa dengan semakin berkembangnya teknologi bisa ditemukan solusi untuk bisa memenuhi semua kebutuhan listrik. Tanpa merusak lingkungan dan membuat sistem jaringan listrik dimana penggunaan dan pengelolaan listrik bisa lebih efisien dan tidak boros.
Saat ini jaringan listrik pintar masih dikembangkan dan diharapkan bisa diterapkan secara global secepatnya. Namun tahukah Anda perbedaan antara Smart Grid dan Conventional Grid? Dan Mengapa kita harus segera beralih ke Smart Grid?
Apa Itu Smart Grid?
Smart Grid merupakan jaringan listrik pintar yang menggunakan berbagai komponen canggih dan modern. Dimana didalamnya terdapat komponen-komponen yang saling berintegrasi seperti teknologi informasi, komunikasi, pengukuran, keamanan, serta keberlanjutan. Secara singkat, Smart Grid ini merupakan teknologi baru yang mengatur jaringan distribusi listrik dan pengelolaan sumber daya listrik yang dapat dioperasikan. Dengan komunikasi dua arah antara konsumen dan produsen listrik.
Apa Itu Conventional Grid?
Conventional Grid merupakan penyediaan jaringan listrik. Dimana hanya terjadi distribusi alirana listrik dari produsen ke konsumen tanpa adanya komunikasi balik dari konsumen. Conventional Grid merupakan jaringan listrik yang masih menggunakan sistem yang bisa dibilang masih tradisional dan belum didukung oleh teknologi pintar dan modern. Ada banyak kelemahan dan batasan dalam kinerja Conventional Grid namun hingga saat ini jaringan listrik konvensional masih banyak digunakan karena sifatnya yang lebih terjangkau.
Perbedaan Yang Mendasar
Jika melihat dari pengertiannya sendiri sudah bisa dilihat bagaimana Smart Grid dan Conventional Grid memiliki perbedaan. Berikut, adalah beberapa poin pentingnya:
Dari sisi teknologi yang dipakai
Pada Smart Grid, teknologi yang diaplikasikan sudah modern yakni berbasis digital. Sistem yang digunakan didukung dengan berbagai komponen pintar yang saling terintegrasi satu sama lain untuk menciptakan lingkungan jaringan cerdas dan independen. Tanpa banyak campur tangan manusia, jaringan listrik pintar sudah bisa melakukan banyak hal karena didukung komponen modern seperti sensor, metering, dan lain sebagainya.
Sedangkan pada Conventional Grid sistem yang digunakan masih sistem yang lama. Jaringan listrik konvensional dirancang puluhan tahun lalu. Meskipun infrastrukturnya mengalami berbagai perkembangan namun sistem dasarnya tetap sama seperti pertama kali dibangun. Fungsi utama dari jaringan listrik konvensional ialah untuk mengalirkan listrik saja dari pembangkit listrik ke konsumen. Tidak ada tambahan teknologi yang mampu membuat sistem bisa bekerja sendiri. Sebagian besar atau hampir seluruh sistem yang bekerja harus dilakukan dengan bantuan manusia.
Dari sisi fungsi yang hadir
Smart Grid dibekali dengan berbagai teknologi dan komponen modern yang memungkinkan sistem untuk menciptakan komunikasi dua arah antara konsumen dan produsen listrik. Selain itu, sistem jaringan pintar ini dibekali dengan sensor yang mampu mendeteksi jika ada gangguan secara lebih awal. Bahkan sistem didalamnya mampu melakukan perbaikan secara mandiri jika terdeteksi ada gangguan. Sehingga tanpa bantuan manusia pun, sistem jaringan listrik memiliki kemampuan untuk mengatasinya secara independen.
Sedangkan Conventional Grid tidak memiliki sistem seperti jaringan listrik pintar sehingga ketika ada gangguan. Maka kemungkinan besar tidak bisa di deteksi secara lebih dini. Dan ketika gangguan tersebut berubah menjadi masalah yang lebih serius. Maka dibutuhkan tenaga manusia untuk bisa mengatasi masalah atau gangguan listrik. Pada jaringan listrik konvensional juga tidak ada sistem yang mendukung komunikasi dua arah antara konsumen dan produsen listrik sehingga konsumen memiliki peranan yang pasif.
Kemungkinan adanya pemadaman listrik
Ketika ada gangguan listrik biasanya terjadi pemadaman baik secara lokal pada wilayah ganggua tersebut berpusat atau bisa juga pemadaman terjadi secara meluas jika gangguan berpusat di wilayah vital. Karena Smart Grid dibekali dengan sistem untuk mendeteksi gangguan lebih cepat dan mampu memperbaiki diri ketika gangguan tersebut belum serius, maka bisa mencegah pemadaman listrik. Kalaupun harus terjadi pemadaman listrik, waktu downtime-nya lebih singkat.
Sedangkan Conventional Grid, gangguan biasanya tidak bisa segera di deteksi dan manusia harus turun langsung untuk memperbaiki gangguan ke tower listrik. Hal ini bisa memakan waktu sehingga pemadaman listrik pun biasanya berlangsung lebih lama.
Biaya yang dikeluarkan
Menggunakan Smart grid memungkinkan konsumen untuk menekan biaya tagihan listrik. Karena konsumen memiliki sumber daya pembangkit listrik sendiri seperti panel surya contohnya. Jika ada kelebihan listrik maka bisa diarahkan ke pembangkit listrik konvensional miliki PLN dan kelebihan listrik tersebut bisa di jual ke PLN. Smart Grid juga menggunakan sistem yang membuat penggunaan listrik jadi lebih efisien sehingga tidak ada listrik yang terbuang sia-sia.
Sedangkan pada jaringan listrik konvensional konsumen seringkali kebobolan dalam artian terjadi pembirisan listrik yang menyebabkan biaya tagihan listrik membengkak. Hal ini sulit diantisipasi karena konsumen tidak bisa memantau penggunaan listrik secara real time seperti halnya yang bisa dilakukan jika menggunakan Smart Grid.
Baca Juga : Teknologi Smart Grid Sebagai Jaringan Listrik Efisien