Freefastapp.net – Pengembangan teknologi bioteknologi dibutuhkan selama manusia hidup karena peradaban akan terus maju dan berubah. Lihat saja bagaimana peradaban banyak mengalami perubahan dari ratusan tahun yang lalu dan apakah kita akan mengalami perubahan yang signifikan pada puluhan tahun ke depan? Teknologi membantu manusia beradaptasi dengan perubahan yang terjadi baik secara alami maupun tidak. Dengan teknologi, semua aktivitas dan tugas bisa dilakukan dan diselesaikan dengan lebih efisien. Begitupun dengan adanya pengembangan Bioteknologi yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia.
Bioteknologi merupakan ilmu yang memanfaatkan makhluk hidup berupa organisme utuh ataupun sebagian untuk menciptakan suatu produk atau jasa yang bisa bermanfaat bagi manusia. Pada Bioteknologi digunakan berbagai teknik atau metode untuk memanfaatkan atau meminjam kemampuan alam untuk menciptakan suatu temuan bermanfaat. Bioteknologi sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dan ragam produknya pun sudah kita nikmati hingga saat ini seperti roti, yogurt, tempe, kecap, dan masih banyak lagi.
Bioteknologi memberikan dampak yang positif bagi kehidupan. Misalnya saja telah ditemukan ragam obat, vaksin, dan teknik rekayasa yang bisa bermanfaat bagi orang banyak. Khususnya mereka yang terdampak penyakit atau mengalami kondisi kesehatan tertentu. Dampak negatif pun sebenarnya ada baik itu dari Bioteknologi maupun pengembangan teknologi lainnya. Dan inilah yang menjadi tantangan untuk bisa mengembangkan teknologi yang lebih baik dan minim dampak negatif.
Tantangan Yang harus Dihadapi Dalam Pengembangan Bioteknologi
Pengembangan Bioteknologi telah melewati sejarah yang panjang karena sejatinya teknologi ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu sebelum manusia mengenal apa itu teknologi. Sejarah pengembangan Bioteknologi secara garis besar terbagi ke dalam tiga periode. Untuk epriode pertama ialah erea Bioteknologi tradisional yang terjadi sebelum 1800 SM. Produk yang bisa dibilang hasil produksi Bioteknologi pertama kali saat itu ialah Bir dari ragi Babilonia. Setelahnya, tercipta makanan hasil Bioteknologi melalui proses fermentasi lainnya seperti roti, yogurt, dan lain-lain.
Memasuki periode kedua era Bioteknologi Ilmiah yang dimulai sejak 1800 SM hingga pertengahan abad 19. Disini sudah semakin banyak yang menyadari bahwa makanan dan minuman yang dihasilkan diatas tidak terjadi secara kebetulan namun bisa dijelaskan menggunakan konsep ilmiah. Tahun 1919 istilah Bioteknologi mulai diperkenalkan dan ragam produk hasilnya bisa dirasakan dan dikonsumsi banyak orang.
Memasuki periode ketiga era Bioteknologi Modern yang dimulai setelah Perang Dunia II berakhir hingga sekarang. Pada periode ini Bioteknologi berkembang dengan sangat pesat dimana tercipta berbagai obat-obatan, vaksin, hingga ragam hasil pangan yang berkualitas. Proses Bioteknologi yang dilakukan juga lebih efisien dan efektif. Di era ini pula mulai ditemukan enzim restriksi endonuklease yang mana ini memungkinkan DNA untuk dipotong dan ditempel ke dalam organisme hidup.
Meski memiliki banyak dampak positif bagi kehidupan manusia di berbagai sektor. Pengembangan Bioteknologi juga memiliki berbagai dampak negatif yang menjadi tantangan untuk bisa segera diatasi. Berikut beberapa tantangan dalam pengembangan Bioteknologi yang diharapkan bisa segera ditemukan solusi yang terbaik untuk mencegah dampak negatif yang lebih buruk:
Risiko terganggunya keseimbangan ekosistem
Salah satu penemuan Bioteknologi modern yang saat ini tengah banyak menjadi perbincangan sekaligus kontroversi ialah modifikasi organisme melalui rekayasa genetika. Hal ini karena organisme hasil dari rekayasa genetika berpotensi merusak atau mengganggu habitat dan rantai makanan yang sudah ada secara alami. Sebagai contoh sederhananya ialah penggunaan tanaman hasil rekayasa genetika yang lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Serta perubahan musim bisa saja membuat populasi serangga predator alami hama tersebut punah. Hal ini tentunya akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang sudah ada secara alami.
Menciptakan pangan yang berkualitas memang menjadi tujuan utama digunakannya Bioteknologi di bidang produksi pangan. Namun melihat risiko tersebut membuat banyak pihak juga merasa khawatir akan keseimbangan ekosistem yang jika dibiarkan maka dapat membuat dampak yang mungkin lebih serius terhadap alam dan segala makhluk hidup yang tinggal didalamnya. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang bisa menjawab tantangan ini, bagaimana caranya produksi pangan tetap meningkat tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem.
Risiko kesehatan
Bioteknologi telah memberikan dampak yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas kesehatan. Ada ragam penemuan yang telah dihasilkan dari Bioteknologi seperti obat kanker, antibiotik yang lebih ampuh, vaksin berbagai penyakit infeksius dan non-infeksius, serta insulin buatan untuk penderita diabetes. Namun ternyata Bioteknologi juga berpotensi mengganggu kesehatan dan ini menjadi tantangan dalam pengembangannya.
Salah satu tantangannya ialah risiko kesehatan yang terdampak akibat konsumsi pangan hasil rekayasa genetika. Belum diketahui apakah ada dampak jangka panjang dari konsumsi hasil pangan tersebut pada manusia. Meski dalam jangka pendek tidak ada masalah kesehatan yang disebabkan. Namun perlu dilakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui risiko jangka panjangnya.
Kemudian ada pula risiko resistensi antibiotik pada bakteri jika penggunaan antibiotik dilakukan secara berlebihan dalam proses Bioteknologi ini. Hal ini berarti bakteri menjadi lebih kebal terhadap antibiotik yang telah diciptakan yang menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut jadi lebih sulit disembuhkan. Resistensi antibiotik saat ini juga menjadi hal yang cukup sering terjadi dan masih para ilmuan masih mencari cara yang efektif untuk mengatasinya.
Tantangan perihal isu etika
Salah satu hal yang paling banyak menyebabkan kontroversi ialah rekayasa genetika. Ketika salah satu metode Bioteknologi ini diaplikasikan pada mikroorganisme, tanaman, atau hewan percobaan yang maka tidak banyak yang mempermasalahkan. Namun ketika teknologi ini diaplikasikan dengan melibatkan manusia seperti rekayasa genetika dari DNA manusia maka banyak yang menentang hal ini karena dinilai sudah melampaui batas etika.
Tidak sedikit yang mengkhawatirkan rekayasa genetika ini akan dilakukan tanpa batasan yang jelas. Sehingga dampak terhadap manusia baik dari sisi kesehatan, moral, maupun kemanusiaan juga menjadi tidak bisa diprediksi kedepannya. Misalnya saja ketika rekayasa genetika dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan manusia, dimana batas etis yang seharusnya dibuat? Bagaimana dengan adanya potensi diskriminasi genetik yang bisa terjadi di masa depan? Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali muncul ketika rekayasa genetika yang melibatkan manusia semakin dikembangkan.
Menjawab Tantangan Dengan Solusi Terbaik
Meskipun Bioteknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas hidup manusia. Masih ada berbagai dampak negatif yang menjadi tantangan yang harus segera diatasi. Salah satu kunci untuk menjawab hal ini ialah penerapan inovasi Bioteknologi yang lebih bijak, dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Para peneliti dan ahli harus terus melakukan penelitian pada berbagai hasil Bioteknologi untuk mendeteksi adanya risiko berbahaya sehingga dampak negatif bisa dicegah atau di minimalisir. Selain itu, diperlukan juga regulasi yang lebih ketat dan lebih jelas untuk mengontrol penggunaan teknologi agar tidak mudah disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Baca Juga : 10 Games Berbasis Augmented Reality (AR) Yang Seru