Freefastapp.net – Teknologi Biosensor, Kehidupan modern seperti sekarang ini menuntut penggunaan berbagai teknologi yang canggih untuk disematkan ke berbagai perangkat yang bisa mendukung kehidupan sehari-hari. Bisa kita sendiri bagaimana kini berbagai fasilitas umum banyak menggunakan perangkat berteknologi canggih. Begitu pun dengan ranah pribadi dimana sekarang banyak hunian atau tempat tinggal berkonsep modern yang di lengkapi dengan berbagai sistem canggih untuk mempermudah kegiatan sehari-hari. Misalnya saja penggunaan lampu yang sudah memakai sensor sehingga hanya menyala ketika ada orang memasuki ruangan. Lalu bagaimana dengan Biosensor?

Biosensor merupakan salah satu teknologi yang kini juga banyak di aplikasikan di berbagai sektor. Jika membahas perihal sensor maka sebenarnya ini bukan merupakan teknologi yang baru lahir satu dua hari saja melainkan sudah puluhan tahun ke belakang. Namun beberapa tahun belakangan ini sistem sensoring semakin dikembangkan sehingga bisa menambah nilai kegunaannya. Selain itu, sensor merupakan salah satu teknologi yang bisa beradaptasi dan berkolaborasi dengan berbagai elemen maupun perangkat. Biosensor merupakan salah satu teknologi yang memanfaatkan sensor sebagai elemen utama cara kerjanya.

Saat ini Biosensor banyak digunakan diberbagai belahan dunia, terutama di negara-negara maju. Hal tersebut dilakukan karena ada ragam manfaat yang bisa diperoleh dengan penggunaan Biosensor khususnya untuk sektor makanan, lingkungan hidup, hingga pengembangan teknologi biokimia. Penggunaan teknologi ini tentu saja harus dilakukan oleh orang-orang kompeten di bidangnya supaya data yang diperoleh bisa diproses dan dilanjutkan menjadi tindakan-tindakan yang perlu untuk dilakukan.

Apa Itu Biosensor?

Pada dasarnya, Biosensor memiliki cara kerja yang sama dengan teknologi sensor pada umumnya. Hanya saja teknologi sensor akan bekerja sesuai dengan elemen yang dideteksi. Sensornya sendiri merupakan komponen utama yang melakukan aktivitas pendeteksian dan pengukuran. Namun perlu diingat bahwa sensor juga hadir dalam beragam perangkat untuk bisa bekerja dengan optimal.

Biosensor pada intinya merupakan sensor yang menggabungkan komponen hayati dengan elektronik. Teknologi ini digunakan untuk mendeteksi dan atau mengukur konsentrasi zat-zat biologis seperti protein, enzim, asam nukleat, atau zat hidup lainnya pada sampel biologis. Teknologi ini menggabungkan elemen biologis dengan elemen transduser seperti sensor dan elektronik untuk menghasilkan sinyal yang dapat diukur yang mencerminkan konsentrasi suatu zat yang sedang di uji.

Biosensor bisa juga disebut dengan sensor hayati. Hal ini karena teknologi ini merupakan perangkat analisis yang menggabungkan komponen hayati dengan pendeteksi fisikokimia untuk mendeteksi zat kimia tertentu sehingga menghasilkan luaran yang terukur. Biosensor terdiri dari elemen biologis yang sensitif, transduser serta alat pembaca sensor. Elemen biologis yang dimaksud disini ialah termasuk sel, mikroorganisme, organel, reseptor sel, enzim, antibodi, asam nukleat, dan lainnya. Materi-materi biologis inilah yang berinteraksi dengan mengikat atau mengenali komponen (analit) yang di teliti. Elemen-elemen biologis yang dilibatkan disini bisa juga dibuat dengan rekayasa biologis.

Dilihat dari prinsip kerjanya, Biosensor terdiri dari dua komponen yaitu bioreseptor dan transduser. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa bioreseptor itu bermacam-macam biomolekul yang bertugas untuk mengenali analit target. Sedangkan transduser ialah perangkat yang mengubah peristwa pengenalan tersebut menjadi sinyal yang dapat diukur. Menariknya dari proses ini ialah bahwa kedua komponen baik itu bioresptor dan transduser terintegrasi menjadi satu sensor tunggal. Biosensor juga memiliki kelebihan yaitu proses dan cara kerjanya yang cukup sederhana serta cepat serta tidak memerlukan laboratorium atau keterampilan khusus.

Karakteristik Biosensor

Teknologi Biosensor ini memiliki karakteristik yang bisa dilihat dari beberapa parameternya. Misalnya saja ia mmeiliki sensitivitas dimana ini diperlukan sensor untuk merespon terhadap perubahan konsentrasi analit per satuan. Biosensor juga memiliki selektivitas yang cukup tinggi dimana ia hanya akan merespon target analit saja dan mengabaikan respon terhadap bahan kimia pengganggu lainnya. Teknologi Biosensor yang dapat diandalkan biasanya memiliki waktu tanggap yang tidak begitu lama sehingga hasilnya bisa terlihat lebih cepat. Kemudian, Biosensor yang baik tidak memiliki jangka waktu penurunan kualitas kinerja.

Biosensor untuk apapun tujuannya akan terus dikembangkan dan mengalami berbagai perbaikan untuk menjamin kinerja yang optimal. Sehingga data yang dihasilkan juga bisa lebih akurat sehingga bisa diandalkan untuk pengambilan kesimpulan dan keputusan. Tentus saja setiap negara juga memiliki kepentingan yang berbeda akan penggunaan Biosensor ini sehingga pengembangan pun bisa dilakukan masing-masing sesuai kebutuhan. Yang pasti, pengembangan yang dilakukan harus bisa meningkatkan kualitas Biosensor dalam mendeteksi dan mengukur analit yang diuji.

Cara Kerja Biosensor Secara Garis Besar

Untuk bisa lebih memahami tentang Biosensor, perlu dipahami cara kerjanya. Dalam hal ini Biosensor memiliki 3 tahapan yaitu elemen pengakuan, transduser, dan pemrosesan sinyal. Elemen Pengakuan merupakan komponen biologis pada Biosensor yang berinteraksi secara spesifik dengan analit target yang bisa berupa enzim, antibodi, sel, asam nukleat, ataupun organisme utuh. Elemen ini akan memulai respon biologis hanya ketika molekul target berikatan dengan elemen pengenalan tersebut.

Transduser merupakan komponen pada Biosensor yang tugasnya mengubah respon biologis menjadi sinyal yang bisa diukur. Sinyal yang diproses dan dikirimkan bisa berupa elektrokimia, termal, sinyal optik, atau piezoelektrik. Untuk pilihan transduser sendiri bergantung pada aplikasi yang lebih spesifik serta sifat biologis.

Selanjutnya ialah pemrosesan sinyal, dimana sinyal yang dihasilkan oleh transduser akan di proses untuk mengukur konsentrasi atau keberadaan analit target. Pada tahapan ini dilibatkan berbagai proses seperti amplifikasi, penyaringan, atau teknik pemrosesan sinyal lainnya.

Contoh Penggunaan Biosensor Pada Beberapa Sektor Kehidupan

Biosensor banyak digunakan di berbagai sektor baik itu sektor manajemen pangan, sektor kesehatan, pemantauan lingkungan, hingga sektor pertahanan hayati. Di sektor manajemen keamanan pangan misalnya, Biosensor digunakan untuk mendeteksi keberadaan patogen, racun, serta kontaminan pada berbagai produk makanan untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan. Kemudian untuk sektor pemantauan lingkungan, Biosensor digunakan untuk memantau racun, polutan, maupun kontaminan yang berpotensi merusak lingkungan baik itu di lingkungan air, udara, maupun tanah.

Pada sektor kesehatan, ada Biosensor Glukosa yang berguna untuk memantau kadar glukosa darah sehingga diabetes bisa lebih terkontrol. Ada juga penggunaan Biosensor bernama Imunosensor yang memiliki kegunaan untuk mendeteksi protein dan patogen tertentu dalam sampel klinik dengan menggunakan antibodi sebagai elemen pengenalannya. Selain itu, ada Biosensor DNA yang digunakan untuk mendeteksi urutan genetik dengan menggunakan probe DNA atau RNA. Hal ini biasanya dilakukan untuk aplikasi pengujian genetik, , identifikasi patogen, dan lainnya.

Baca Juga : Prinsip Kerja Dan Aplikasi Biosensor

By idwnld8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *