Freefastapp.net – Aplikasi Biosensor, Hidup di jaman modern membuat manusia berekspektasi semua hal bisa dilakukan dengan mudah dan instan. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih setiap harinya. Dari tahun ke tahun, selalu ada berbagai inovasi yang mampu membantu memecahkan ragam masalah dalam berbagai sektor kehidupan. Salah satu teknologi yang saat ini tengah banyak digunakan secara global ialah Biosensor. Ini merupakan teknologi yang sudah banyak diaplikasikan ke berbagai sektor baik di Indonesia maupun dunia.

Teknologi sensor sendiri sebenarnya bukanlah inovasi baru karena sudah ada sejak lebih dari dua dekade yang lalu. Salah satu contoh aplikasi dari teknologi sensor ialah pintu otomatis di berbagai pusat perbelanjaan dan bangunan modern lainnya. Teknologi sensor juga banyak diaplikasikan ke berbagai hunian dimana berbagai fasilitas didalamnya dilengkapi dengan berbagai sistem otomatis berbasis teknologi sensor. Misalnya saja lampu yang menyala secara otomatis hanya ketika sensor mendeteksi adanya orang yang memasuki ruangan. Biosensor ini sendiri memiliki prinsip kerja yang mirip dengan teknologi sensor pada umumnya, hanya saja, elemen yang digunakan memiliki beberapa perbedaan.

Pengembangan Biosensor saat ini masih terus berlangsung dengan harapan ada lebih banyak sektor yang bisa memanfaatkan teknologi ini untuk memecahkan ragam masalah. Biosensor memang menjadi salah satu solusi yang bisa diandalkan. Meski begitu, masih banyak berbagai tantangan ataupun kekurangan dalam pengembangan Biosensor ini. Diharapkan kedepannya bisa diciptakan ragam solusi untuk berbagai tantangan dan kekurangan sehingga pengembangan Biosensor ini bisa lebih baik.

Mengenal Prinsip Kerja Biosensor

Sebelum membahas prinsip kerja teknologi Biosensor, ada baiknya untuk kita pahami dulu prinsip kerja sensor itu sendiri dimana ini merupakan elemen penting dari teknologi ini. Pada umumnya sensor bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu sensor kimia dan sensor kimia. Sensor fisika disini berarti sensor yang cenderung memiliki kemampuan untuk mendeteksi kondisi besaran fisika. Contohnya seperti tekanan, tinggi permukaan air laut, gaya, kecepatan angin, dan lain sebagainya.

Sementara itu, sensor kimia merupakan sensor yang kemampuannya cenderung melibatkan deteksi terhadap fenomena kimia. Seperti kadar keasaman, komposisi gas, susunan zat pada makanan, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Untuk Biosensor ini masuk ke dalam kategori sensor kimia. Ini karena pada prosesnya, teknologi ini melibatkan berbagai fenomena kimia seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Biosensor sendiri merupakan perangkat sensor yang cara kerjanya ialah dengan menggabungkan senyawa biologi dengan suatu transduser. Dalam proses kerjanya, senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan molekul yang akan di deteksi yang disebut molekul sasaran atau target analit. Hasil interaksi yang dihasilkan nantinya berupa besaran fisik seperti perubahan panas, warna, arus listrik, dan lainnya yang akan di monitor oleh transduser. Kemudian besaran tersebut akan diproses sebagai sinyal dan di konversi menjadi besaran yang bisa terukur.

Pengertian Biosensor lainnya ialah teknologi yang menggabungkan pengenalan biologis dengan transduser fisik untuk mendeteksi atau mengukur analit tertentu. Pengenalan komponen biologis disini bisa termasuk enzim, antibodi, sel, jaringan, asam nukleat, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk transduser fisik bisa termasuk serat optik, elektroda, dan lainnya. Pada proses pengenalan ini akan terjadi interaksi dan reaksi biologis yang nantinya akan dikumpulkan transduser dan diolah menjadi sinyal yang dikirimkan untuk diproses menjadi data yang bisa diukur.

Prinsip Kerja Biosensor

Secara garis besar,Biosensor memiliki tiga elemen pada prinsip kerjanya. Ketiga elemen tersebut ialah unsur biologi atau reseptor biologi, transduser, dan sistem elektronik untuk memproses sinyal. Unsur biologi yang digunakan dalam Biosensor umumnya menggunakan berbagai komponen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yakni dapat berupa organel, jaringan, bakteri, enzim, DNA, dan lain-lain. Unsur-unsur biologi yang digunakan dalam proses ini biasanya berada dalam bentuk terimmobilisasi pada suatu transduser. Proses immobilisasi ini bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti adsorpsi fisik, menggunakan membran atau perangkap matriks, dan membuat ikatan kovalen biomolekul dengan transduser.

Sementara itu transduser yang digunakan dalam proses Biosensor ini ialah transduser elektrokimia, optoelektronik, kristal piezoelektronik, field effect transistor, dan temistor. Transduser ini bekerja dengan melibatkan berbagai proses seperti calorimetric biosensor, potentiometric biosensor, amperometric biosensor, optical biosensor, ataupun peizo-electric biosensor. Sinyal yang dihasilkan dan keluar dari transduser ini nantinya diproses pada suatu sistem elektronik seperti komputer, recorder, dan lainnya.

Aplikasi Teknologi Biosensor

Untuk aplikasinya sendiri, teknologi Biosensor telah digunakan dalam berbagai sektor, berikut beberapa contohnya:

  • Bidang farmasi dan medis menggunakan teknologi Biosensor untuk mengontrol berbagai macam penyakit seperti kolesterol, diabetes, jantung, dan lainnya, untuk diagnosis obat, enzim, metabolit, dan vitamin, serta untuk studi efisiensi obat serta penelitian penyakit infeksius dan alergi.
  • Bidang lingkungan hidup menggunakan teknologi Biosensor untuk monitoring senyawa toksik baik di air, udara, maupun tanah, serta untuk menentukan BOD atau Biological oxygen demand dan kontrol polusi.
  • Bidang Kimia menggunakan teknologi Biosensor untuk mengontrol kualitas makanan, mendeteksi kebocoran dan menentukan lokasi deposit minyak, menentukan kualitas parameter pada suhu, dan mendeteksi kontaminasi pada makanan.
  • Bidang pertanian menggunakan teknologi Biosensor untuk mengontrol kualitas tanah, menentukan tingkat degradasi, serta mendeteksi keberadaan pestisida.
  • Bidang Militer menggunakan teknologi Biosensor untuk mendeteksi adanya zat-zat kimia dan biologi yang berpotensi digunakan sebagai senjata perang baik itu dalam bentuk virus, bakteri, gas urat saraf, maupun patogen.

Info Seputar Pengembangan Biosensor

Sebagai informasi, teknologi Biosensor pertama kali yang dikembangkan ialah sensoryang menggunakan transduser elektrokimia yakni elektroda enzim untuk menentukan kada glukosa dengan menggunakan metode amperometri. Pasalnya sudah ada tiga generasi pengembangan Biosensor yaitu generasi pertama dimana biosensor yang dikembangkan ialah berbasis oksigen. Generasi kedua ialah Biosensor yang lebih spesifik dimana dilibatkan mediator antara reaksi dan transduser. Kemudian ada generasi ketiga dimana biosensor berbasis enzyme coupling digunakan. Sebenarnya sudah sejak lama Biosensor dalam bentuk

Baca Juga : Aplikasi Biosensor Dalam Keamanan Dan Kualitas Pangan

By idwnld8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *