Freefastapp.net – Teknologi Biosensor, Kesehatan adalah salah satu elemen penting yang dapat menentukan keberlangsungan hidup. Maka dari itu, menjaga kesehatan sangatlah penting sebagai upaya untuk menjaga kualitas hidup yang lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan ialah mengembangkan berbagai teknologi yang mampu meningkatkan sektor kesehatan secara umum. Sehingga berbagai masalah kesehatan bisa ditanggulangi dengan lebih akurat. Salah satu teknologi yang memiliki peranan penting dalam dunia kesehatan ialah Biosensor.

Biosensor merupakan teknologi perangkat analisis yang menggabungkan komponen hayati dengan pendeteksi fisikokimia tertentu sampai menghasilkan luaran yang terukur. Komponen hayati yang terlibat pada proses deteksi menggunakan Biosensor ialah mikroorganisme, sel, jaringan, antibodi, enzim, organel, reseptor sel, asam nukleat, dan lain sebagainya. Materi-materi biologis tersebut berinteraksi dengan mengikat atau mengenali analit yang merupakan komponen yang di teliti. Pada Biosensor terdapat transduser yang memiliki tugas untuk mengubah satu bentuk sinyal menjadi bentuk hasilnya lainnya yang lebih terukur sebagai hasil interaksi antara elemen biologi dengan analit.

Penggunaan Biosensor pada bidang kesehatan dinilai sangat menjanjikan terlebih jika berbagai perangkat bisa disebar luaskan hingga terjangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam dunia medis ialah keterlambatan diagnosa. Dan hal ini bisa ditanggulangi jika banyak dikembangkan teknologi seperti Biosensor ini karena perangkat ini bisa mmebantu mendeteksi berbagai potensi gangguan dan ancaman lebih dini sehingga penanganan yang diambil bisa lebih cepat dan akurat.

Pentingnya Aplikasi Biosensor Dalam Dunia Medis

Setiap tahun banyak penyakit baru yang bermunculan. Ada juga penyakit lama yang berhasil bermutasi menjadi satu entiti penyakit baru yang lebih agresif dan mengancam kesehatan. Kedatangan atau terbentuknya penyakit kadang tidak bisa dicegah dan hanya bisa ditanggulangi dengan diagnosa dan tindakan yang tepat. Dan disinilah masalah yang sebenarnya terjadi. Diagnosa yang terlambat dan kurang akurat seringkali menyebabkan keterlambatan pengambilan tindakan yang tepat. Sehingga penyakit berkembang luas sebelum bisa diketahui penyebab dan cara mengatasinya. Inilah mengapa teknologi Biosensor sangat diperlukan dalam dunia medis.

Salah satu contoh ialah ketika munculnya Covid-19 dimana kemunculannya sangat tidak terduga dan begitu saja. Ini karena virus Covid-19 sulit terdeteksi. Ada yang terkena Covid-19 dengan gejala yang nampak namun ada juga yang tanpa gejala. Tidak sedikit yang mengira bahwa COvid-19 hanyalah virus flu biasa pada awal kemunculannya hingga terjadi kematian yang cukup besar dan sulit dikendalikan penyebarannya.

Diagnosis yang dilakukan dinilai terlambat sehingga penyebaran terus terjadi di seluruh dunia sehingga menghambat penanganan yang maksimal. Sulitnya akses, terbatasnya waktu, dan minimnya biaya membuat proses diagnosis sulit dilakukan secara cepat dan akurat pada masa itu. Untuk itu, teknologi pendeteksi seperti Biosensor sangat penting untuk bisa membantu mendeteksi lebih dini berbagai gangguan dan ketidakseimbangan yang mengancam kesehatan.

Biosensor Sebagai Alat Pendeteksi Canggih

Pengembangan teknologi yang bisa mendeteksi, mendiagnosis, dan bertindak sebagai surveilans penyakit dengan cepat dan tepat dibutuhkan bagi dunia kesehatan agar tidak ‘kecolongan’ seperti kasus Covid-19. Biosensor adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan uji kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sampel klinis dan lingkungan. Sudah dikembangkan berbagai alat uji di dunia kesehatan namun beberapa diantaranya masih bersifat konvensional sehingga kurang efektif dan efisien dalam memecahkan berbagai masalah kesehatan.

Sebaliknya, teknologi Biosensor dibekali dengan teknologi yang canggih yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang jauh lebih tinggi dan akurat. Beberapa biosensor juga lebih portabel sehingga lebih mudah untuk dibawa dan dipindahkan kemana saja sesuai kebutuhan. Sehingga kegunaannya tidak terbatas hanya pada satu area saja. Biosensor juga menggunakan sistem yang mampu menghasilkan data dengan lebih cepat. Sehingga proses pendeteksian dan pengukuran bisa lebih efisien.

Prinsip kerja dari Biosensor sendiri ialah dengan memanfaatkan agen biologis sebagai reseptornya seperti asam nukleat (DNA atau RNA), enzim, antibodi, sel utuh, dan lainnya. Bioreseptor pada perangkat Biosensor nantinya akan bekerja mendeteksi analit target untuk kemudian menginduksi adanya reaksi antara kedua senyawa yang berinteraksi.

Kemudian, transduser nantinya akan mengubah sinyal biokimia yang dihasilkan  dari interaksi biologis tersebut menjadi sinyal listrik. Untuk besaran sinyal listrik yang dihasilkan akan bergantung dari konsentrasi analit itu sendiri. Nantinya sinyal yang dihasilkan akan diubah menjadi informasi yang bisa ditampilkan secara visual melalui layar pada perangkat elektronik.

Biosensor Untuk Deteksi Penyakit Infeksius

Penggunaan Biosensor bisa digunakan dalam dunia medis khususnya pada ranah penelitian, diagnostik, dan surveilans penyakit menular. Seperti kita ketahui penyakit menular seringkali sulit terdeteksi awal kemunculannya dan sulit dikendalikan jika sudah menyebar. Selain untuk kebutuhan meningkatkan kualitas kesehatan manusia, Biosensor juga ternyata bisa dimanfaatkan secara spesifik dalam kesehatan hewan termasuk terkait zoonosis.

Contohnya Biosensor bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan patogen Salmonella, Toxoplasma Gondil dan Listeria Monocytogenes pada berbagai hewan ternak serta produk hasilnya. Sudah ada beberapa peneliti yang sudah berhasil dalam membuat alat berbasis teknologi Biosensor yang dapat mendeteksi patogen secara real time yang dilakukan di lokasi pemotongan hewan ternak. Biosensor yang digunakan ini menggunakan teknologi berbasis aptamer untuk mendeteksi S.enteriditis.

Selanjutnya, ada juga Biosensor imunokromatografi yang bekerja untuk mendeteksi antibodi terhadap protein penyakit. Alat ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia volatil dari hembusan nafas hewan ternak seperti senyawa keton dan etanol. Jika kadar keton dan etanol terdeteksi tinggi pada nafas hewan ternak, maka di indikasikan bahwa kadar glukosa darahnya juga tinggi. Metode pendeteksian seperti ini digunakan untuk mendeteksi PMK atau penyakit mulut dan kuku pada hewan, brucellosis, serta tuberkulosis sapi.

Kegunaan Biosensor lainnya di bidang kesehatan ialah untuk mendeteksi adanya potensi resistensi antimikroba atau AMR. Ini merupakan salah satu ancaman kesehatan global yang mana bisa terjadi karena diakibatkan oleh penyalahgunaan atau penggunaan berlebih antibiotik. Biosensor ini bisa membantu mendeteksi keberadaan bakteri yang resisten antibiotik pada spesimen baik dari manusia, hewan, ataupun lingkungan.

Biosensor Untuk Deteksi Penyakit Non-Infeksius

Sehingga Biosensor memang berguna dalam upaya penanggulangan virus lebih dini. Namun ternyata teknologi ini juga dapat membantu pemecahan masalah kesehatan lainnya yang bersifat non-infeksius seperti diabetes melitus. Sekelompok peneliti telah berhasil menciptakan Biosensor yang mampu mendeteksi glukosa darah setelah melalui berbagai proses penelitian yang panjang.

Mereka berhasil mengembangkan smart toilet dimana teknologi Biosensor disematkan untuk bisa mendeteksi kadar gula darah dari urin. Dengan tingkat spesifisitas 96% alat ini dianggap akurat dan efektif dalam mendeteksi risiko diabetes lebih dini. Selain itu, proses pendeteksian juga tidak lama yakni berlangsung selama 11 menit saja hingga hasilnya keluar.

Melihat besarnya potensi Biosensor dalam meningkatkan kualitas kesehatan di masa depan, diharapkan pengembangan teknologi Biosensor yang bisa lebih terjangkau, cepat, sederhana, dan stabil untuk bisa digunakan secara lebih luas.

Baca Juga : Teknologi Augmented Reality (AR) Yang Banyak Digunakan

By idwnld8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *