Freefastapp.net – Teknologi hadir dan dikembangkan untuk dapat memberi manfaat bagi berbagai aspek kehidupan. Dunia yang kita tinggali saat ini semakin berkembang dan maju dari segi peradaban sehingga melahirkan manusia-manusia yang berkualitas dan memiliki kreativitas tinggi untuk berinovasi. Ada ragam teknologi yang berhasil diciptakan dan dikembangkan manusia sampai saat ini yang sangat berpengaruh dalam mempermudah kita melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Misalnya saja teknologi sensor dimana saat ini sudah banyak diaplikasikan pada berbagai perangkat elektronik dan pada berbagai fasilitas umum. Ada juga teknologi Biosensor yang saat ini tengah banyak diaplikasikan dan terus dikembangkan untuk menciptakan manfaat yang beragam.
Biosensor merupakan teknologi deteksi yang menggabungkan komponen biologis dengan komponen elektronik. Biosensor sering juga disebut dengan sensor hayati karena melibatkan komponen biologis untuk mendeteksi reaksi biologis. Komponen biologis contohnya seperti enzim, antibodi, sel, jaringan, protein, asam nukleat, dan lain sebagainya. Pada ini dilibatkan juga penggunaan transduser yang berfungsi sebagai alat untuk mengkonversi reaksi biologis menjadi sinyal yang dapat diukur. Nantinya sinyal ini akan diterima alat pembaca Biosensor yang berguna untuk menampilkan sinyal menjadi data yang lebih mudah dibaca dan dipahami.
Penggunaan Biosensor kini sudah semakin meluas. Tidak hanya di negara-negara maju saja, pengembangan teknologi ini juga tengah dilakukan di berbagai tempat termasuk di Indonesia. Tentu saja hal ini dilakukan karena ada banyak manfaat yang bisa diambil dari teknologi ini baik di bidang kesehatan, lingkungan, hingga keamanan pangan. Teknologi ini memiliki potensi untuk terus berkembang dan menjadi alat deteksi yang semakin canggih, akurat, dan cepat.
Ragam Manfaat Biosensor
Pengembangan teknologi dilakukan jika inovasi yang dikembangkan tersebut memiliki potensi untuk memberikan manfaat. Jika tidak biasanya proses pengembangan dihentikan. Hal ini karena pengembangan teknologi membutuhkan biaya, waktu dan dedikasi yang tinggi sampai menghasilkan manfaat yang diinginkan. Begitu dengan Biosensor yang sampai saat ini masih banyak dikembangkan di berbagai negara untuk berbagai tujuan. Indonesia pun menjadi negara yang turut mengembangkan Biosensor untuk berbagai kepentingan. Manfaat Biosensor bisa dirasakan dari ragam sektor yang berbeda. Berikut contoh aplikasi yang bermanfaat:
Manfaat aplikasi Biosensor di dunia medis
Biosensor banyak digunakan untuk kepentingan pengembangan kualitas kesehatan. Contohnya saja, di gunakan untuk mendeteksi kanker sejak dini. Seperti yang kita ketahui bahwa kanker adalah salah satu penyakit yang mematikan. Angka harapan hidup dari beberapa jenis penyakit kanker juga sangat rendah bagi penderitanya. Namun kanker ini diharapkan bisa ditangani dengan lebih baik jika bisa dideteksi dengan cepat sejak awal kemunculannya. Itulah mengapa digunakan untuk deteksi kanker sejak dini.
Dalam prosesnya, Biosensor menggunakan ligan untuk mendeteksi diagnosis kanker dengan tujuan untuk menangkap adanya interaksi dengan analit serta mengukur interaksi tersebut secara real time menggunakan resonansi plasmon permukaan. Biosensor elektrokimia dinilai menjadi jenis yang paling tepat untuk digunakan mendeteksi kanker. Hal ini karena elektrokimia memiliki sensitivitas tinggi dengan limit deteksi yang sangat rendah. Hingga saat ini masih dikembangkan ragam yang bisa mendeteksi kanker lebih dini untuk membantu meningkatkan kualitas penanganan pasien penderita kanker serta meningkatkan angka harapan hidup mereka.
Manfaat lain yang diambil dari aplikasi Biosensor di dunia medis ialah mendeteksi kadar glukosa darah. Beberapa peneliti telah berhasil mengembangkan inovasi berupa smart toilet yang mampu mendeteksi kadar gula dalam darah melalui urin. Ini dapat membantu untuk deteksi penyakit diabetes lebih dini sehingga individual yang terdeteksi memiliki kandungan glukosa tinggi dalam darahnya bisa segera melakukan konsultasi tanpa menunda kondisi yang lebih serius.
Manfaat lain dari Biosensor di bidang kesehatan ialah dikembangkannya yang mampu mendeteksi adanya penyakit infeksius pada hewan dengan sampel yang diambil dari napas hewan. Dengan begitu, potensi penyakit yang diderita hewan bisa di deteksi lebih dini dan dilakukan penanganan yang cepat dan tepat. Jadi, tidak hanya berguna untuk kemaslahatan hidup manusia tapi juga keberlangsungan makhluk hidup lainnya di bumi termasuk hewan dan pangan.
Manfaat aplikasi Biosensor di bidang keamanan dan kualitas pangan
Biosensor juga telah banyak digunakan di industri pengolahan pangan dengan tujuan untuk menjaga dan mengontrol keamanan serta kualitas makanan mulai dari proses produksi hingga distribusi makanan sampai ke tangan konsumen. Makanan rentan akan kontaminasi berbagai unsur yang membahayakan sehingga dibutuhkan alat canggih untuk dapat mendeteksi potensi kontaminasi sehingga makanan lebih aman untuk dikonsumsi.
Biosensor digunakan untuk mendeteksi adanya Salmonella pada produk daging dan unggas. Selain itu, dimanfaatkan juga untuk mendeteksi adanya kontaminasi pestisida. Alat ini bisa mendeteksi adanya residual pestisida pada makanan yang biasanya tertinggal sebagai sisa dari proses penanaman. Pestisida digunakan untuk menyingkirkan hama agar tanaman tumbuh dengan baik. Buah-buahan dan sayuran misalnya, adalah contoh tanaman yang sering memanfaatkan penggunaan pestisida untuk mengusir hama. Namun pestisida ini berbahaya jika termakan oleh manusia. Sehingga ini sangat membantu mendeteksi potensi kontaminasi sebelum makanan jatuh ke tangan konsumen.
Masih banyak contoh lainnya yang bisa diambil perihal manfaat Biosensor karena teknologi ini sudah mulai digunakan dalam berbagai industri lainnya. Dua sektor diatas hanya sebagian kecil informasi dari manfaat yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan teknologi di jaman modern seperti sekarang ini.
Jenis-Jenis Biosensor
jenis. Pertama ada Resonant Biosensors yang mana sensor-sensor yang digunakan memanfaatkan transduser gelombang akustik yang digabungkan dengan bioreseptor. Interaksi antara analit dan bioreseptor menghasilkan perubahan masa pada bioreseptor. Hasilnya, frekuensi resonansi pada transduser akustik juga berubah dan menjadi bahan untuk dievaluasi.
Selanjutnya ada Optical Detection dimana dalam teknologi ini digunakan silikon dimana molekul protein menempel melalui ikatan kovalen. Silikon tersebut diarahkan ke cahaya UV yang membuat antibodi menjadi tidak aktif. Silikon kemudian di potong dan ditempatkan pada analit yang mendorong terjadinya formasi difusi yang menghasilkan sinyal yang bisa diukur.
Kemudian ada Thermal Detection Biosensors dimana enzim di immobilisasi dan digabungkan dengan detektor temperatur. Reaksi panas di inisiasi ketika analit dibuat untuk berinteraksi dengan enzim. Konsentrasi analit kemudian bisa dievaluasi berdasarkan pengukuran reaksi panas. Selanjutnya ada Ion Sensitive dimana prinsip kerjanya berdasarkan interaksi ions dengan semi konduktor merubah potensi elektrik dari permukaan semi konduktor. Potensi perubahan tersebut kemudian bisa diukur sesuai dengan parameter yang diinginkan.
Terakhir ada Electrochemical Biosensors dimana sensornya melibatkan ion-ion yang dihasilkan dari berbagai reaksi kimia yang merubah properti listrik dari analit. Konsentrasi analit kemudian bisa diukur dengan didasarkan pada perubahan tersebut. Itulah beberapa jenis Biosensor yang berhasil dikembangkan saat ini dan digunakan untuk berbagai kepentingan di berbagai bidang.
Baca Juga : Teknologi Kolaborasi Robotic Menggabungkan Keahlian Kinerja